
Proses kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan terjadi proses pertumbuhan bayi dan proses penyesuaian fisiologik dan metabolic selama kehamilan. Dalam masa kehamilan, berat badan seorang ibu dapat bertambah sekitar 11 – 13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (± 3,4 kg), jaringan plasenta (1,5 kg), uterus (0,4 kg), payudara (1,5 kg), volume darah (1,5 kg), air ketuban (2,9 kg), dan lain – lain.
Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan yang bergizi, baik karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Menurut informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan bahan gizi penting bagi ibu hamil adalah sebagai berikut :
Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
| Bahan Gizi | Kebutuhan | ||
| TM I | TM II | TM III | |
| Kalori (karbohidrat dan lemak) | 2140 kal | 2200 kal | 2020 kal |
| Protein | 75 g | 75 g | 70 g |
| Kalsium | 1,1 g | 1,1 g | 1 g |
| Zat Besi | 13 g | 14 g | 13 g |
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan untuk wanita tidak hamil. Kebutuhaan gizi ibu harus selalu tercukupi dalam setiap fase kehamilannya, dimana kegunaan dari makanan tersebut adalah
1. Pada Trisemester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering atau tidak berkuah.
2. Pada Trisemester II
Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan sebanyak 3 x sehari ditambah 1 x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
3. Pada Trisemester III
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan sebaiknya memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
Bila terjadi keracunan kehamilan/uedem (bengkak-bengkak pada kaki) maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.
Untuk menjamin kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan perkemabangan janin maka perlulah asupan gizi yang cukup dan seimbang. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan dapat mengakibatkan kehamilan menjadi beresiko tinggi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Misalnya kekurangan asupan protein dan asam folat pada menu makanan ibu, kemungkinan saat proses kehamilan berlangsung ibu akan kekurangan zat besi (fe) dan pada janin yang di kandungnya akan menyebabkan prematuritas. Begitu pula apabila ibu dalam mengonsumsi gula dan garam secara berlebihan akan beresiko menderita penyakit Diabetes Melitu (DM) dan Hipertensi (Tekanan Darah tinggi) saat hamil.
Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI untuk ibu yang hamil membutuhkan :
Persentasi asupan gizi ibu hamil dalam diagram makanan.
Melihat begitu pentingnya asupan gizi yang seimbang pada ibu hamil selama masa kehamilannya, diharapkan untuk tenaga kesehatan untuk selalu memantau dan memberikan asuhan kebidanan yang efektif pada ibu hamil selama kehamilannya.
Berjalannya program pemenuhan gizi saat kehamilan tersebut, dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu Bayi melalui konseling nutrisi yang sehat dan berkesinambungan.
- Untuk perumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
- Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.
- Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas.
- Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi.
- Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
- Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahan minum susu 1 gelas setiap hari.
- Pergunakan aneka ragam makanan yang ada.
- Pilihlah dan belilah berbagai macam bahan makanan yang segar.
1. Pada Trisemester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering atau tidak berkuah.
2. Pada Trisemester II
Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan sebanyak 3 x sehari ditambah 1 x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
3. Pada Trisemester III
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan sebaiknya memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
Bila terjadi keracunan kehamilan/uedem (bengkak-bengkak pada kaki) maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.
Untuk menjamin kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan perkemabangan janin maka perlulah asupan gizi yang cukup dan seimbang. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan dapat mengakibatkan kehamilan menjadi beresiko tinggi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Misalnya kekurangan asupan protein dan asam folat pada menu makanan ibu, kemungkinan saat proses kehamilan berlangsung ibu akan kekurangan zat besi (fe) dan pada janin yang di kandungnya akan menyebabkan prematuritas. Begitu pula apabila ibu dalam mengonsumsi gula dan garam secara berlebihan akan beresiko menderita penyakit Diabetes Melitu (DM) dan Hipertensi (Tekanan Darah tinggi) saat hamil.
Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI untuk ibu yang hamil membutuhkan :
- 4 mangkuk nasi (200 g) atau padanannya,
- 2 ikan (50 g) atau padanannya,
- 4 tempe (25 g) atau padanannya,
- 3 mangkuk sayir (100 g),
- 2 iris buah papaya (100 g) atau padanannya,
- Segelas susu (200 ml).
Persentasi asupan gizi ibu hamil dalam diagram makanan.
Melihat begitu pentingnya asupan gizi yang seimbang pada ibu hamil selama masa kehamilannya, diharapkan untuk tenaga kesehatan untuk selalu memantau dan memberikan asuhan kebidanan yang efektif pada ibu hamil selama kehamilannya.
Berjalannya program pemenuhan gizi saat kehamilan tersebut, dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu Bayi melalui konseling nutrisi yang sehat dan berkesinambungan.
